Angkringan adalah tempat berjualan berbagai macam makanan yang ada di hampir setiap ruas jalan dan gang Jogjakarta. Kalau boleh mendiskripsikan, angkringan itu berwujud seperti sebuah gerobak dorong yang berisi penuh makanan dan jajan, beroperasi di sore, malam dan dinihari dan menggunakan penerangan lampu senthir (kebanyakan) serta temaramnya lampu-lampu mercury jalanan Jogja.
Konsumen angkringan, meski sering dicap sebagai warung rendahan, pada kenyataannya terdiri dari berbagai kalangan. Mulai dari tukang becak, anak2 perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif kadang tak sungkan menghabiskan malam untuk menyantap makanan dan minum teh jahe di Angkringan.
01.Salah satu angkringan
02.Menu Dari Angkringan
03.Menu Angkringan yang ke 2
04.Ini dia Nasi Angkringan dengan sate telur
Perilaku konsumen pun bermacam-macam di sana. Ada yang hanya membeli untuk dibawa pulang, ada pula yang membeli, makan sebentar lalu pulang, namun yang paling sering ditemui adalah membeli, ngobrol, membeli lagi, dan ngobrol lagi di warung angkringan bersama rekan maupun “rekan-rekan” baru yang ditemui dan di kenal di sana. Otomatis, di angkringan tidak ada pembedaan strata sosial, agama maupun ras. Mereka semua sama di keremangan lampu senthir, sebagai sosok anak manusia yang makan dan minum dari tangan penjual yang sama.
So jangan pernah merasa gengsi untuk mencoba mencicipi makanan dan minuman di angkringan ,dan yang lebih menarik dari angkringan ini adalah harga nya yang sangat sangat terjangkau,terutama bagi mahasiswa atau anak kos..
yups ini tadi sekilas tentang angkringan ,semoga bermanfaat..
Konsumen angkringan, meski sering dicap sebagai warung rendahan, pada kenyataannya terdiri dari berbagai kalangan. Mulai dari tukang becak, anak2 perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif kadang tak sungkan menghabiskan malam untuk menyantap makanan dan minum teh jahe di Angkringan.
01.Salah satu angkringan
02.Menu Dari Angkringan
03.Menu Angkringan yang ke 2
04.Ini dia Nasi Angkringan dengan sate telur
Perilaku konsumen pun bermacam-macam di sana. Ada yang hanya membeli untuk dibawa pulang, ada pula yang membeli, makan sebentar lalu pulang, namun yang paling sering ditemui adalah membeli, ngobrol, membeli lagi, dan ngobrol lagi di warung angkringan bersama rekan maupun “rekan-rekan” baru yang ditemui dan di kenal di sana. Otomatis, di angkringan tidak ada pembedaan strata sosial, agama maupun ras. Mereka semua sama di keremangan lampu senthir, sebagai sosok anak manusia yang makan dan minum dari tangan penjual yang sama.
So jangan pernah merasa gengsi untuk mencoba mencicipi makanan dan minuman di angkringan ,dan yang lebih menarik dari angkringan ini adalah harga nya yang sangat sangat terjangkau,terutama bagi mahasiswa atau anak kos..
yups ini tadi sekilas tentang angkringan ,semoga bermanfaat..
0 komentar:
Posting Komentar