" Sate Klatak "

Tak banyak orang memang mengenal dan familiar dengan makanan yang berbahan dasar daging ini,ya ini lah sate klatak ,nama nya yang unik dan dengan cita rasa yang tinggi membuat penikmat sate yang satu ini di jamin pasti ketagihan .Kuliner yang banyak terdapat di sepanjang jalan Bantul ini memang menyuguhkan varian atau colour rasa bagi penikmat wisata kuliner.
Sebenarnya hampir mirip dengan sate sate pada umum nya,namun ada satu yang membedakan sate klatak dengan sate yang lainnya,yaitu pada cara pembuatan nya dan menghidangkan nya.kalau pada sate yang biasa ,tusukan sate nya terbuat dari bambu atau lidi,nah kalau pada sate klatak ini memakai ruji bekas sepeda,pi jangan kuatir untuk masalah kesehatan pasti di jamin higienis,karena sebelum di gunakan untuk menusuk daging yang akan di buat sate ,terlebih dulu ruji - ruji ini di steril kan atau di cuci bersih.
Hal lain yang membedakan nya adalah cita rasa yang khas dari sate ini,karena selama proses pembakaran sate ini tidak di bumbui sama sekali ,jadi rasa khas daging nya masih sangat kentara atau kuat.sehingga kita bisa merasakan rasa daging yang berdeda,namun jika konsumen mau menambahkan bumbu nya bisa request .
Ada dua jenis sate klatak ini yaitu sate klatak daging kambing dan daging ayam ,nah konsumen tinggal memilih sesuai selera ,dan yang pasti dua dua nya memiliki cita rasa yang sangat enak,bahkan Bondan Winarno pun pernah mencoba sate ini..
Masalah harga pun sangat terjangkau oleh kalangan menengah kebawah,jadi jangan ragu untuk mencoba sate yang satu ini,karena dapat menambah perbendaharaan kuliner kita...selamat mencoba

                                                              01.Sate Klatak Kambing

                                                               04.Sate Klatak ayam

Angkringan

Angkringan adalah tempat berjualan berbagai macam makanan yang ada di hampir setiap ruas jalan dan gang Jogjakarta. Kalau boleh mendiskripsikan, angkringan itu berwujud seperti sebuah gerobak dorong yang berisi penuh makanan dan jajan, beroperasi di sore, malam dan dinihari dan menggunakan penerangan lampu senthir (kebanyakan) serta temaramnya lampu-lampu mercury jalanan Jogja.
Konsumen angkringan, meski sering dicap sebagai warung rendahan, pada kenyataannya terdiri dari berbagai kalangan. Mulai dari tukang becak, anak2 perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif kadang tak sungkan menghabiskan malam untuk menyantap makanan dan minum teh jahe di Angkringan.

                                                          01.Salah satu angkringan

                                                          02.Menu Dari Angkringan

                                                03.Menu Angkringan yang ke 2

                                               04.Ini dia Nasi Angkringan dengan sate telur
Perilaku konsumen pun bermacam-macam di sana. Ada yang hanya membeli untuk dibawa pulang, ada pula yang membeli, makan sebentar lalu pulang, namun yang paling sering ditemui adalah membeli, ngobrol, membeli lagi, dan ngobrol lagi di warung angkringan bersama rekan maupun “rekan-rekan” baru yang ditemui dan di kenal di sana. Otomatis, di angkringan tidak ada pembedaan strata sosial, agama maupun ras. Mereka semua sama di keremangan lampu senthir, sebagai sosok anak manusia yang makan dan minum dari tangan penjual yang sama.
So jangan pernah merasa gengsi untuk mencoba mencicipi makanan dan minuman di angkringan ,dan yang lebih menarik dari angkringan ini adalah harga nya yang sangat sangat terjangkau,terutama bagi mahasiswa atau anak kos..
yups ini tadi sekilas tentang angkringan ,semoga bermanfaat..